REVIEW BUKU METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

REVIEW BUKU METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Sulthan Blog
Selasa, 17 Januari 2023

REVIEW BUKU METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Allow, selamat siang, di kesempatan akan membawakan mengenai makalah mahasiswa dalam upaya pencegahan korupsi REVIEW BUKU METODE PENELITIAN KUANTITATIF simak selengkapnya.

Adapun pemahaman penelitian menurut T. Hillway adalah studi yang dilakukan seseorang dengan penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap bab tersebut.

Secara umum ada empat tujuan utama penelitian, yaitu:

  1. Menemukan benda yang aktual pada bidang tertentu 
  2. Menguji bukti benda pada bidang tertentu 
  3. Mengembangkan benda pada bidang yang telah ada.

 Sedangkan garis haluan penelitian adalah:  

  1. Mendefinisikan dan merumuskan masalah. Pendefinisian bab kudu jelas, apik dari aspek keleluasaannya atau dari aspek kedalamannya. 
  2. Melakukan studi kepustakaan 
  3. Merumuskan hipotesis 
  4. Menentukan model alias desain penelitian 
  5. Mengumpulkan data 
  6. Mengolah dan melayankan informasi 
  7. Menganalisis dan menginterpretasikan data 
  8. Membuat kesimpulan 
  9. Membuat laporan

Salah ahad komponen yang amat penting dan menentukan kualitas sebentuk penelitian ilmiah adalah kependekaan masalah. Berbeda dengan rumusan-rumusan bab pada umumnya, penelitian ilmiah dituntut buat memenuhi jumlah criteria. Criteria tersebut celah lain bab dirumuskan dengan ayat Tanya, setiap kependekaan bab memiliki dua factor alias variable yang dihubungkan.

 

BAB 2 : PENGETAHUAN AWAL DALAM MELAKUKAN PENELITIAN KUANTITATIF

a. Etika Dalam Penelitian

Etika melahirkan norma alias standar gajak yang jadi arahan adab gajak seseorang dan hubungannya dengan orang lain. Tujuan etika pada penelitian adalah buat menjamin biar tidak siap seorang juga yang dirugikan alias mendapat akibat negatif dari kegiatan penelitian.

Pedoman gajak yang dijelaskan akibat getah perca ahli adalah sebagai berikut:

  1. Memulai agregasi bahan dengan menjelaskan kepada responden. Pedoman ini mengenai arti yang diharapkan dari penelitian. 
  2. Menjelaskan kepada pemberita bahwa hak-haknya dan kesejahteraannya dilindungi. 
  3. Memastikan bahwa pewawancara mendapat persetujuan dari responden.

b. Kemampuan Merumuskan Metodologi

Dalam sebentuk tuntutan dan kelaziman penelitian dengan pendekatan kuantitatif, akan dihadapkan pada suatu kemampuan buat memastikan mana metode penelitian yang termasuk ke pada pendekatan kuantitatif alias kualitatif. Kemampuan buat memastikan metode kuantitatif biasanya kudu dikontrol akibat kemampuan pada mengalihbahasakan judul dan kependekaan bab penelitian serta tujuan penelitian. Dari hal ini, maka peneliti akan mampu melantik metode tertentu yang penting dengan hal fokus masalah, kependekaan masalah, dan upaya merumuskan serta menguji hipotesis.

c. Kemampuan Menulis Pembahasan

Beberapa kekeliruan pada mengembangkan pembahasan, di antaranya adalah:

  1. Membahas hasil penelitian tidak lagi memandang apa sahaja yang jadi fokus alias kependekaan bab dari pertanyaan yang ada. 
  2. Membahas dengan hanya berpatokan pada data-data alias angka-angka yang siap saja. 
  3. Membahas dengan minimalnya pangkal penunjuk yang relevan.

Beberapa ahli dan getah perca pakar di bidang metodologi penelitian menyatakan bahwa daya hasil sebentuk penelitian pada dasarnya bukan terwalak pada simpulan-simpulan yang diperoleh, tetapi terwalak pada cara dialog dan pembuktian terhadap hasil pemeriksaan hipotesis dan dialog yang komprehensif.

d. Kemampuan Dalam Merumuskan Simpulan

Suatu kependekaan buhulan sebenarnya dapat dengan encer dirumuskan andaikan peneliti mampu memandang kembali apa yang jadi pertanyaan-pertanyaan pada penelitiannya yang telah dirumuskan.

BAB 3 : MEMAHAMI PENELITIAN YANG BERORIENTASI KUANTITATIF

a. Pemahaman Dasar

Untuk fasih apa itu riset, saya perlu tahu apa karakteristik riset dan apa yang bukan dikategorikan riset:

  1. Riset bukan hanya akumulasi informasi akan benda alias jumlah hal. 
  2. Riset bukan memindahkan alasan dari ahad lokasi ke lokasi lain. 
  3. Riset bukan mencari informasi tertentu ala acak. 
  4. Riset bukan sekedar kata buat atraktif perhatian.

b. Karakteristik Riset

Riset adalah cara mengumpulkan, menganalisis, dan mengalihbahasakan informasi alias bahan ala sistematis buat meluas apresiasi saya terhadap suatu anggai tertentu yang atraktif afeksi kita.

Menurut Paul Leedy, siap 8 karakteristik riset, yaitu:

  1. Riset berasal dari ahad pertanyaan alias masalah. Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita. 
  2. Riset membutuhkan tujuan yang jelas. Tujuan adalah afirmasi permasalahan yang akan dipecahkan pada riset. 
  3. Riset membutuhkan acara spesifik. 
  4. Riset biasanya membagi bab ajaran jadi jumlah submasalah. 
  5. Riset dilakukan beralaskan masalah, pertanyaan, alias hipotesis riset yang spesifik. 
  6. Riset melegalkan asumsi-asumsi. 
  7. Riset membutuhkan bahan dan interpretasi bahan buat membereskan bab yang mendasari adanya riset. 
  8. Riset bersifat siklus

c. Permasalahan Sebagai Inti Riset

Permasalahan buat riset haruslah berisi interpretasi bahan yang melahirkan hasil pemikiran sang peneliti pada mencari jawaban dari permasalahan pada penelitiannya.

d. Tipe Karya Ilmiah

  1. Analisis: memandang apa yang siap di balik permukaan materi: memandang hubungan antarbagian dan keseluruhan, mengenali hubungan celah akar akibat, mencari hal-hal penting, mempertanyakan suatu validitas. 
  2. Perbandingan, berarti mencari perbedaan dan persamaan. 
  3. Argumentasi (setuju alias tidak setuju).

e. Dikotomi Penelitian 

1. Orientasi Hasil

Dalam penelitian professional yang penting adalah hasilnya. Tanpa hasil penelitian yang nyata dan bermanfaat, maka penelitian professional tak siap artinya.

2. Orientasi Proses

Penelitian akademik, berbeda dengan penelitian professional yang mengutamakan output. Penelitian akademik pada hakikatnya bertujuan melepaskan kemampuan kepada akseptor didik buat memahami dan mempraktikkan seberinda arah keahlian dan teori-teori ilmiah yang sudah dipelajarinya selama ini sesuai dengan hakikat keilmuan.

BAB 4 : JENIS-JENIS PENELITIAN

a. Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan

Berdasarkan tujuan, penelitian dibedakan atas penelitian alas dan penelitian terapan. Penelitian alas adalah penelitian yang penelitinya memusatkan afeksi pada bangun dan cara fundamental. Penelitian ini bertujuan menemukan, melenggekkan dan mengembangkan prinsip-prinsip dan teori.

Sedangkan penelitian terapan adalah penelitian yang perhatiannya dipusatkan pada bangun dan cara yang siap pada praktik. Di pada bidang penelitian banyak yang bersifat terapan.

b. Jenis Penelitian Berdasarkan Hakikat Masalah

1. Penelitian Eksplorasi

Penelitian ini dilakukan buat memperoleh informasi yang amat umum mengenai bab penelitian.

2. Penelitian Deskriptif

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan suatu alamat alias kegiatan yang jadi afeksi peneliti.

3. Penelitian Penyusunan Hipotesis

Penelitian ini dilakukan sebagai lanjutan dari penelitian preskriptif dengan melantik hubungan potensial yang hendak dipilih dan dirumuskan ke pada bab penelitian ala seksama.

4. Penelitian percobaan hipotesis

Penelitian percobaan hipotesis adalah penelitian yang dilakukan dengan angan-angan menguji benar tidaknya teori alias memverifikasi teori.

c. Penelitian Menurut Pendekatan Kuantitatif

1. Penelitian Eksperimen Kuasi

Pada pemeriksaan palsu ini kependekaan bab kudu berisi hubungan kausal alias akar akhir antarvariabel yang sudah ditemukan pada detik merumuskan latar belakang.

2. Eksperimen Murni

Dalam pemeriksaan asli ini cara pencabutan alias pemilihan ahli contoh direkomendasikan buat dilakukan dengan random.

3. Studi Kasus

Studi kasus melahirkan alpa ahad varians kuantitatif. Dalam penelitian ini sudah pasti siap hipotesis penelitian dan hipotesis perangkaan yang bisa dirumuskan dan dilakukan pengujiannya dengan statistika terapan.

4. Penelitian Laboratorium

Penelitian di makmal dihadapkan pada cara pemeriksaan jumlah perlakuan, treatment, alias pembedaan sampel.

5. Survei

Dari arah amatan metode penelitian menunjukkan bahwa survey bersifat explanatory, adalah penelitian yang kudu dilakukan penjelasan atas hubungan, pengaruh, alias adanya hubungan kausal dan akar akibat.

6. Deskriptif analitik

Penelitian preskriptif pengurangan ini dapat menggunakan metode statistika mulai dari yang sederhana hingga penelitian dengan menggunakan rumus statistic percobaan yang bertambah kompleks.

7. Action research field

Penelitian ini bisa dilakukan pada jumlah bidang keilmuan, seperti teknik, IT, bahasa, manajemen, dan sejenisnya. Penelitian ini bisa termasuk ke pada kelompok kuantitatif akibat bahan yang diolah dapat berupa angka-angka alias penilaian ala kuantitas.

8. Class action research

Secara umum cara ini dikenal pada dunia pendidikan dengan kata penelitian aksi kelas.

9. Research development (R&D) penelitian pengembangan

Keunggulan dari penelitian ini adalah diperolehnya teori-teori dan model-model baru.

10. Evaluative

Penelitian evaluative melahirkan penelitian yang dilakukan akibat getah perca peneliti pada berbagai bidang. Penelitian evaluative ini banyak digunakan di lingkungan pendidikan, pariwisata, ekonomi, politik, dan pemerintahan dengan tujuan memandang perkembangan penulisan karya tulis ilmiahnya.

BAB 5 : APA DAN BAGAIMANA LATAR BELAKANG PENELITIAN DENGAN PENDEKATAN KUANTITATIF

a. Latar Belakang Penelitian

Proses penelitian pada bidang ilmu apa juga dengan tujuan buat membaca pembuktian alamiah, ataupun deskripsi dari hasil pengurangan akan bergantung pada pendekatan yang dipakai. Pendekatan penelitian melahirkan benda yang mutlak pada cara penelitian yang dimaksud. Pendekatan adalah cara buat membaca alias fasih benda yang diteliti.

b. Latar Belakang Masalah

Beberapa hal yang perlu siap di pada latar belakang masalah, yaitu:

  1. Latar belakang bab angkut faktor-faktor apa sahaja yang jadi afeksi buat dijadikan suatu latar belakang. 
  2. Latar belakang bab angkut berbagai informasi kasus, apik dengan kontrol atau berselang buku-buku referensi dan hasil-hasil penelitian lain. 
  3. Latar belakang melahirkan tonggak problematik yang ampuh berbagai persoalan yang akan dijawab pada bab-bab selanjutnya.

c. Perumusan Masalah

Pola menuliskan rumusan-rumusan bab ini berat mengalir seperti sebentuk pola yang seolah tidak bisa diubah alias divariasikan. Perumusan bab pada penelitian hendaknya dinyatakan pada ayat pertanyaan singkat, jelas, tepat dan tegas. Pada dasarnya kependekaan bab yang dibuat akan melepaskan referensi pola dan bentuk terhadap kependekaan hipotesis penelitian. Hipotesis alias jawaban sementara dirumuskan akan apa yang dipikirkan pada suatu anggai yang dihadapinya.

d. Identifikasi Masalah

Tahap pengenalan bab melahirkan suatu kegiatan berupa mencari bab yang sekiranya dapat dicarikan jawabannya dengan penelitian. Identifikasi bab penelitian adalah afirmasi singkat akan permasalahan yang akan dipecahkan dan melahirkan inti dari latar belakang masalah.

e. Batasan Masalah

Batasan bab berangkaian erat dengan pengenalan masalah. Apabila pada pengenalan bab peneliti mempresentasikan seluruh kemungkinan bab yang ada, maka pada bagian batas bab peneliti sudah mulai memagari permasalahan apa yang akan jadi focus kajian.

f. Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang sudah dibatasi dapat diformulasikan pada suatu kependekaan masalah. Umumnya kependekaan bab diformulasikan pada bentuk ayat Tanya, apalagi alokasi peneliti pemula, kependekaan bab pada bentuk pertanyaan ini amat dianjurkan.

BAB 6 : LANDASAN TEORITIS, DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN KUANTITATIF, DAN HIPOTESIS

a. Landasan Teoritis Dan Deskripsi Objek Penelitian

Landasan teoritis adalah teori-teori yang digunakan peneliti buat kondusif penelitiannya. Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, guna teori adalah buat memperjelas dan mempertajam ruang cakupan variable yang akan diteliti.

b. Deskripsi Teori

Deskripsi teori pada suatu penelitian melahirkan uraian sistematis akan teori dan hasil-hasil penelitian yang penting dengan variable yang akan diteliti. Deskripsi teori ampuh akan penjelasan terhadap variable-variabel yang akan diteliti, dengan pendefinisian, serta uraian yang afdal dan akrab (hubungan) dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan, dan prediksi terhadap hubungan mendampingi variable yang akan diteliti jadi bertambah bahana dan terarah.

c. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir melahirkan model konseptual akan betapa dengan cara apa teori berangkaian dengan berbagai faktor yang akan diidentifikasikan sebagai bab yang penting. Kerangka berpikir pada suatu penelitian perlu dikemukakan andaikan penelitian tersebut berkenaan dengan dua variable alias lebih.

d. Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian melahirkan langkah ketiga penelitian. Hipotesis melahirkan jawaban sementara terhadap kependekaan bab penelitian. Oleh akibat itu, kependekaan bab penelitian biasanya disusun pada bentuk ayat pertanyaan. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.



BAB 7: METODE PENELITIAN

a. Pengertian Metode

Metode penelitian adalah cara yang digunakan akibat peneliti buat membaca bahan dan informasi mengenai berbagai hal yang berangkaian dengan bab yang diteliti. Dalam arti yang luas, kata metodologi menunjuk pada proses, prinsip, serta garis haluan yang digunakan buat arah-arah bab dan mencari jawaban atas bab tersebut.

b. Penelitian Tindakan Dan Pengembangan

Action research digunakan buat menemukan pemecahan bab yang dihadapi seseorang pada tugasnya sehari-hari di mana juga tempatnya, di kelas, di kantor, di bangunan sakit, dll. Para peneliti action research tidak berpaham bahwa hasil penelitiannya akan memanifestasikan teori yang dapat digunakan ala umum. Action research hanya ala kadarnya pada kepentingan penelitinya sendiri, dengan tujuan biar penelitinya dapat melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan bertambah baik.

BAB 8 : POPULASI, TEKNIK SAMPLING DALAM PENELITIAN KUANTITATIF

a. Populasi

Populasi adalah pangkal bahan pada penelitian tertentu yang memiliki besaran banyak dan luas. Jika bahan diambil dari populasi, maka akan memerlukan dana dan waktu yang cukup banyak sehingga pada penelitian hal itu terlalu mahal.

b. Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan siap contoh andaikan tidak siap populasi. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap contoh masih tetap bisa dipercaya, maka pencabutan sampelnya kudu dilakukan ala seksama. Cara pemilihan contoh dikenal dengan asma teknik sampling alias pengambilan sampel.

c. Syarat Sampel Yang Baik

Secara umum, contoh yang apik adalah yang dapat menggantikan sama banyaknya mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya contoh kudu valid, adalah bisa mengukur benda yang seharusnya diukur.



d. Ukuran Sampel

Ukuran contoh alias besaran contoh yang diambil jadi persoalan yang penting apabila jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan pengurangan kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan pengurangan kualitatif, ukuran contoh bukan jadi angka ahad akibat yang dipentingkan adalah kekayaan informasi. Walaupun jumlahnya sedikit, andaikan kaya akan informasi, maka sampelnya bertambah bermanfaat.

e. Teknik-Teknik Pengambilan Sampel

Ada dua jenis teknik pengambilan contoh adalah contoh acak alias random, dan contoh tidak acak. Random sampling adalah cara pengambilan contoh yang melepaskan angin yang sama buat diambil pada setiap elemen populasi. Artinya, andaikan elemen populasinya siap 100 dan yang akan dijadikan contoh adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 buat bisa dipilih jadi sampel. Nonrandom sampling adalah setiap elemen komunitas tidak mempunyai kemungkinan yang sama buat dijadikan sampel.

BAB 9: TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN KUANTITATIF

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik agregasi bahan adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan akibat peneliti pada akumulasi datanya. Pada penelitian perpustakaan asli teknik agregasi datanya berupa kartu-kartu kutipan, sedangkan penelitian lapangan teknik-teknik tersebut dapat berupa kuesioner, alias arahan wawancara, lembar pengamatan, eksamen alias agregat dari semuanya. Teknik-teknik agregasi bahan yang digunakan peneliti kudu dilampirkan pada rancangan penelitian yang diajukan mahasiswa kepada pembimbing.

b. Teknik Pengolahan/Analisis Data

Data kuantitatif tekniknya adalah statistik. Apabila pengurangan yang digunakan adalah pengurangan statistik, hendaknya disebutkan metode dan jenis statistiknya.

c. Penerapan Statistika

Statistika adalah ilmu yang mempelajari betapa dengan cara apa merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan memajukan data. Statistika melahirkan ilmu yang berkenaan dengan data, sedangkan statistic adalah data, informasi, alias hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan buat menyimpulkan alias mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif.

d. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Kuantitatif

1. Distribusi Frekuensi

Teknik ini melahirkan teknik yang paling encer dan banyak digunakan buat mendeskripsikan data.

2. Cross Tabulations

Cross tabulations adalah sebentuk teknik visual yang membolehkan peneliti menguji perhubungan antarvariabel.

3. Korelasi

Metode ini menggambarkan ala kuantitatif asosiasi ataupun perhubungan ahad variable istirahat dengan variable istirahat lainnya.

4. Regresi

Regresi digunakan ketika periset ingin memprediksi hasil atas variable-variable tertentu dengan menggunakan variable lain.

5. Analisis Validitas

Untuk melakukan pengurangan asas dapat digunakan metode Pearson product moment.



BAB 10: HASIL DAN SIMPULAN PENELITIAN KUANTITATIF

a. Merumuskan Simpulan Pada Bab Terakhir

1. Isi dan gaya pelayanan kesimpulan

Pada dasarnya penulisan abstrak pada suatu hasil penelitian bermaksud melayankan bahan empiric ala bertambah encer buat dipahami akibat pembaca sebagai suatu hasil temuan di lapangan.

2. Gaya pelayanan abstrak hasil penelitian

b. Saran-saran

Saran biasanya ditujukan buat kepentingan sebagai berikut:

  • Pengembangan keahlian yang dimaksud seperti berfungsi pada ekspansi suatu teori alias pemeriksaan suatu teori. 
  • Pengembangan, penyempurnaan, tindak lanjut serta pemeriksaan yang bertambah kaya terhadap factor-faktor yang belum teraih akibat peneliti.

BAB 11: SEBUAH REFLEKSI TENTANG PENELITIAN KUANTITATIF

a. Hubungan Antara Ilmu Dan Eksplanasi Data

1. Hakikat Ilmu

Ilmu adalah alas buat peradaban manusia, dan perkembangan ilmu diwadahi akibat madrasah tinggi, di celah alasannya akibat ilmu erat kaitannya dengan bab kebenaran.

2. Hakikat Eksplanasi Data

Eksplanasi bahan melahirkan suatu cara penjabaran, penguraian, dan pendeskripsian rangkaian bahan apik berupa fakta-fakta, anggai kehidupan, serta pengalaman hidup anak Adam pada bentuk bahan informasi sebagai masukan pada upaya pembentukan suatu tinjauan terhadap bukti ilmu pada memecahkan bab hidup manusia.

b. Hubungan Antara Filsafat Ilmu Dengan Analisis Prosedur Atau Logika Eksplanasi

1. Hakikat Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan, yang ala spesifik melakukan amatan akan hakikat ilmu alias ilmu ilmiah. Filsafat ilmu dapat dipandang sebagai media berfikir manusia.

2. Hakikat Analisis Prosedur Atau Logika Eksplanasi

Hakikat pengurangan garis haluan alias akal sehat elaborasi tak lain melahirkan suatu penjelasan alias penjabaran dari cara alias alur suatu pengurangan terhadap ilmu. Secara pengurangan prosedur, ilmu ilmu berada pada hierarki pertama berjumpa fakta.

3. Hubungan Antara Keduanya

Hubungan kedua corat-coret di atas saling melengkapi pada cara kerjanya dengan angan-angan dan tujuan memperoleh suatu hasil pemikiran yang aktual dan dapat diterima akal sehat berpikir anak Adam akan suatu ilmu yang memiliki bangun tertentu.

c. Tinjauan dengan mengacuhkan fokus amatan pada variable alias cara interaktif dan peristiwa.

1. Tinjauan dengan mengacuhkan arah “bebas nilai-nilai dan ditunjukkan”

Pada dasarnya semua penelitian tidak terlepas dari nilai-nilai, demikian juga dengan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ala filosofis menunjukkan bahwa amatan dari sudyr aksioma aksiologinya terlepas dari nilai-nilai yang berlaku. Adapun pendekatan kualitatif menunjukkan suatu keterkaitan dengan nilai-nilai yang berlaku.

2. Tinjauan dengan mengacuhkan arah “analisis statistic alias tematik”

Pendekatan kualitatif dan kuantitatif tidak dapat dipisahkan pada membedah suatu topic permasalahan. Topik permasalahan yang dimaksud berangkaian dengan tinjauan peka yang mengacuhkan peranan pengurangan perangkaan alias tematik.

BAB 12 PERBANDINGAN PENDEKATAN KUANTITATIF-KUALITATIF

A. Riset Kuantitatif

  1. Mempergunakan metode pemeriksaan yang dilakukan ala terencana. 
  2. Objeknya bertambah tertuju pada hasil. 
  3. Bertujuan memperoleh penemuan-penemuan yang berupa teori aktual alias perbaikan teori. 
  4. Pengumpulan bahan dilakukan dengan mempergunakan penilaian sistematis dengan instrument-instrumen agregasi bahan yang tepat dan dapat dipercaya. 
  5. Analisis bahan dilakukan dengan mempergunakan garis haluan statistik.



B. Riset Kualitatif

  1. Menghendaki situasi alamiah begitu juga adanya, tidak siap perubahan, dan peneliti sebagai gawai penelitian utama. 
  2. Bersifat deskriptif, bahan yang dikumpulkan bertambah bersifat kata-kata dari angka-angka. 
  3. Objeknya bertambah tertuju pada cara alias rangkaian kegiatan dari hasil. 
  4. Menghendaki pengurangan bahan ala induktif buat melenggekkan teori yang diangkat dari bawah. 
  5. Bentuk desain riset bersifat tidak terstruktur, lentur dan umum. 
  6. Data yang dikumpulkan melahirkan bahan kualitatif pada bentuk catatan lapangan, dokumen-dokumen pribadi dan resmi, foto-foto, dan rekaman. 
  7. Analisis bahan dilakukan dengan pengurangan isi.



BAB 13: PENYUSUNAN RANCANGAN PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam bagian ini dirumuskan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian yang bersangkutan.

2. Alasan Memilih Masalah

Alasan-alasan sebaiknya berupa bahan hasil penelitian alas kata alias bahan yang didapat dari orang lain yang menyakinkan sehingga cukup kuat buat dijadikan alasan.

3. Populasi dan contoh penelitian

Pada bagian ini dijelaskan sapa -- juga barang siapa sahaja yang akan diteliti dan berapa banyaknya, siapa sahaja yang jadi sasaran melantas agregasi data.

4. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah: metode normatif, metode historis, metode deskriptif, dan metode eksperimental.

5. Teknik-teknik agregasi data

Teknik tersebut berupa kuesioner, arahan wawancara, kepingan pengamatan, tes, alias agregat dari semuanya.

B. Model Rancangan Kuantitatif

Judul Penelitian

I.      Pendahuluan

1.1   Latar belakang penelitian

1.2   Rumusan masalah

1.3   Maksud dan tujuan

1.4   Kegunaan penelitian

II.    Kajian pustaka, kondisi pemikiran dan hipotesis

2.1   Kajian pustaka

2.2   Kerangka pemikiran

2.3   Hipotesis penelitian

III.   Metodologi penelitian

3.1   Objek dan lokasi penelitian

3.2   Metode penelitian

3.3   Populasi dan sampel

3.4   Teknik agregasi data

3.5   Teknik pengurangan data

3.6   Jadwal penelitian

3.7   Daftar pustaka



BAB 14: PENELITIAN EKSPERIMEN

A. Teknik Penelitian Eksperimen

  1. Menentukan bab khusus yang akan diteliti pada eksperimen 
  2. Merumuskan hipotesis kerja 
  3. Mengadakan eksperimen pendahuluan. 
  4. Mengumpulkan contoh alias kasus yang akan digunakan pada eksperimen. 
  5. Mengecek hasil pemeriksaan pada situasi yang sesungguhnya.

Keunggulan pemeriksaan adalah sebagai berikut:

  1. Membangun hubungan kausalitas 
  2. Adanya control pada eksperimen. 
  3. Analisis longitudinal

B.   Pola-pola Eksperimen

1. Pola kelompok tunggal

Pada penelitian-penelitian pemeriksaan model ahad ini berangkaian dengan teknik sampling random. Adapun pengurangan datanya adalah pengurangan bahan interval.

2. Pola kelompok parallel

Kelompok yang ahad dikenai variable eksperimen, sedangkan kelompok yang lain tidak. Pada akhir kegiatan, kedua kelompok tersebut diperbandingkan.

3. Pola kelompok rotasi

Pola pemeriksaan ini akan bertambah akurat andaikan digunakan kelompok yang bertambah dari dua serta menggunakan variable eksperimental yang berbeda-beda pada setiap kelompoknya.

Baca Juga: Metode agregasi bahan pada penelitian kualitatif



BAB 15 : PERBEDAAN POKOK ANTARA EKSPERIMEN DAN KORELASI

Penelitian pemeriksaan dapat didefenisikan sebagai metode yang dijalankan dengan menggunakan suatu perlakuan tertentu pada segerombol orang alias kelompok. Manfaat sekalian kelebihan metode pemeriksaan dibandingkan penelitian korelasi adalah:

  1. Menguji hipotesis dengan melakukan control terhadap hal penelitian. 
  2. Mengembangkan teori, kemudian melakukan pemeriksaan di lapangan 
  3. Memperbaiki teori-teori serta temuan-temuan penelitian. 
  4. Meneliti dengan jalan pintas. 
  5. Memudahkan replikasi akibat hal yang dipelajari benar-benar spesifik.

Dibandingkan penelitian korelasi, pemeriksaan berbeda menyangkut hal-hal berikut.

  1. Variable independen (X) dan terbatas (Y) ditetapkan terlebih dahulu dini penelitian berlangsung. 
  2. Ada perlakuan eskperimen tertentu terhadap kelompok yag diteliti. 
  3. Menghasilkan angka indeks keterpengaruhan sebagai hasil alias temuan penelitian. 
  4. Hasil dan hal penelitian dapat direplikasi pada tempat dan waktu lain.



BAB 16 : ANTARA CASE STUDY DAN ACTION RESEARCH

Penelitian Action Research adalah penelitian yang mempunyai tahapan: pengenalan masalah, pengurangan masalah, pengenalan informasi yang dibutuhkan, merumuskan hipotesis tindakan, melahirkan acara aksi beralaskan bahan yang diperoleh, melaksanakan aksi dan mengamatinya.

Action Research bersifat pastisipatif dan kolaboratif. Maksudnya penelitian dilakukan seorang diri akibat peneliti, dan diamati bersama dengan rekan-rekannya. Action research berbeda dengan studi kasus akibat tujuan dan sifat kasusnya yang tidak unik seperti pada studi kasus action research tidak digunakan buat menguji teori.

Action research digunakan buat menemukan pemecahan bab yang dihadapi seseorang pada tugasnya sehari musim di mana juga tempatnya, di kelas, di kantor, di bangunan sakit, dan seterusnya. Para peneliti action research tidak berpaham bahwa hasil penelitiannya akan memanifestasikan teori yang dapat digunakan ala umum. Action research hanya ala kadarnya pada kepentingan penelitinya sendiri, dengan tujuan biar penelitinya dapat melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan bertambah baik.

Sedangkan studi kasus melahirkan pemeriksaan ala terperinci terhadap ahad latar alias ahad orang subjek.

Ciri-ciri studi kasus yang baik:

  1. Menyangkut benda yang luar biasa, yang berangkaian dengan kepentingan umum alias bahkan dengan kepentingan nasional. 
  2. Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kebulatan ini juga ditunjukkan akibat daya dan keluasan bahan yang digali peneliti. 
  3. Mampu mengantisipasi berbagai alternative jawaban dan bucu pandang yang berbeda-beda. 
  4. Studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting saja, apik yang kondusif adicita peneliti atau yang tidak melandaskan ajaran selektivitas. 
  5. Hasilnya ditulis dengan gaya yang atraktif sehingga mampu terkomunikasikan kepada pembaca.



BAB 17 : CONTOH PENERAPAN PENDEKATAN KUANTITATIF

1. Prosedur Penelitian

Tahap pertama, studi alas kata dilakukan buat menangkap bahan alias informasi akan hal dan permasalahan pendidikan. Tahap kedua, pelaksanaan penelitian dengan cara diseminasi instrumen. Tahap ketiga, pengurangan terhadap kegiatan babak kesatu dengan asas isi.

2. Instrument pengumpul data

Alat pengumpul bahan adalah kuesioner yang ampuh akan 90 afirmasi yang kudu direspons dengan memastikan alpa ahad dari tujuh alternatif skala sikap.

3. Sumber dan teknik agregasi data

Selain pengisian kuesioner yang dilakukan akibat pemberita ala langsung, peneliti juga melakukan studi pemilihan dengan tujuan buat akumulasi berbagai informasi yang berangkaian dengan pelatihan-pelatihan yang telah diselenggarakan.

4. Pengolahan dan pengurangan data

Pengolahan bahan dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

  • Memberikan angka urut kepada setiap lembar jawaban kuesioner dari responden. 
  • Koding dan input bahan angka setiap butir yang diperoleh dari setiap pemberita pada setiap variable ke pada table beralaskan angka urut. 
  • Melakukan penskalaan pada setiap angka item dari kuesioner yang dipakai. 
  • Mendeskripsikan bahan variable penelitian.

Semoga bermanfaat....

Terimakasih,

begitulah pembahasan mengenai REVIEW BUKU METODE PENELITIAN KUANTITATIF semoga tulisan ini bermanfaat terima kasih.